Pada era serba digital ini, informasi menjadi aset penting dalam mengambil keputusan. Saat Anda ingin membeli sebuah barang, ada kemungkinan Anda akan mencari ulasan terkait barang tersebut untuk memutuskan produk mana yang layak dibeli.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan informasi dan data yang tersedia untuk kepentingan pribadi. Dalam lingkup bisnis, jumlah informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan terbaik sangatlah besar. Kumpulan informasi dalam jumlah besar ini juga disebut big data.
Nah, apa itu konsep big data dan bagaimana penerapannya dalam dunia bisnis? Berikut penjelasannya:
Istilah “big data” mengacu pada data yang sangat besar, cepat atau kompleks sehingga sulit atau tidak mungkin untuk diproses menggunakan metode tradisional. Tindakan mengakses dan menyimpan sejumlah besar informasi untuk analitik sudah ada sejak lama.
Tetapi konsep big data mendapatkan momentum di awal 2000-an ketika analis industri Doug Laney mengartikulasikan definisi big data yang sekarang dikenal sebagai tiga V:
Volume: Organisasi mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk transaksi bisnis, perangkat pintar (IoT), peralatan industri, video, media sosial dan banyak lagi. Di masa lalu, menyimpannya akan menjadi masalah – tetapi penyimpanan yang lebih murah pada platform seperti danau data dan Hadoop telah meringankan beban.
Velocity: Dengan pertumbuhan Internet of Things, data mengalir ke bisnis dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan harus ditangani tepat waktu. Tag RFID, sensor, dan smart meter mendorong kebutuhan untuk menangani torrent data ini dalam waktu yang hampir bersamaan.
Varieta: Data hadir dalam semua jenis format – dari terstruktur, data numerik dalam database tradisional hingga dokumen teks, email, video, audio, data ticker saham, dan transaksi keuangan yang tidak terstruktur.
Dalam prakteknya, konsep big data bisa digunakan secara luas untuk berbagai keperluan. Misalnya hal-hal seperti berikut:
Kita semua terhubung dengan internet setiap harinya. Anda pun pasti sering menggunakan layanan Google untuk mencari informasi. Nah, data-data hasil pencarian Anda akan disimpan oleh Google dalam database-nya.
Hampir semua orang di zaman sekarang memiliki smartphone untuk berkomunikasi. Nah, perangkat tersebut memiliki jumlah data yang sangat besar. Mereka menyimpan riwayat telepon, sms, data pencarian, hingga riwayat lokasi untuk keperluan bisnis.
Media sosial juga menerapkan konsep big data untuk meningkatkan layanannya. Foto, video, dan status yang kita upload ke media sosial menjadi bagian dari big data mereka. Selain itu, media sosial juga bisa menyimpan data kontak dalam perangkat kita.
Saat kita mendengarkan musik atau menonton film melalui platform streaming Spotify dan Netflix, mereka akan mengumpulkan jejak digital kita selama menggunakan layanan mereka, seperti playlist yang dibuat, genre favorit, judul-judul film serial yang sudah ditonton, dsb. Data ini nantinya akan mereka gunakan salah satunya untuk merekomendasikan lagu atau film yang sesuai dengan preferensi pengguna.
Big data bisa membantu bisnis berinovasi dengan mempelajari hubungan antara manusia, lembaga, entitas, dan prosesnya untuk kemudian menciptakan apa yang diinginkan pengguna. Bahkan, konsep big data juga dapat berguna untuk menciptakan data insight untuk meningkatkan keputusan tentang pertimbangan keuangan dan perencanaan.
Perhatikan tren dan apa yang pelanggan inginkan pada produk dan layanan baru. Perusahaan besar seperti Netflix dan Procter & Gamble menggunakan data untuk mengantisipasi keinginan customer. Mereka menggunakan data dengan melihat bagaimana customer mereka menggunakan produk mereka.
Berdasarkan data-data tersebut, mereka kemudian akan mengembangkan inovasi baru untuk produk dan layanan mereka. Selain itu P&G juga menggunakan data dan analytics dari berbagai channel seperti focus groups dan media sosial.